Hidup
selama lebih dari satu tahun di Philippine, tepatnya di Angeles City bersama
suami tercinta. Menemaninya sampai menyelesaikan Gelar Doktornya di Angeles
University Foundation adalah nikmat yang Alloh berikan kepada saya, walaupun
kami harus mempertaruhkan kebersamaan bersama anak-anak kami. Selama hidup di
Philippine, anak-anak saya tinggal bersama orangtua saya di Pemalang, berat
rasanya pada awal perpisahan kami, namun hari berat itu perlahan terkikis
dengan selalu menghadirkan rasa syukur atas nikmat Alloh. Kebahagiaan tidak
harus bersama-sama, ada saatnya untuk jauh satu sama lain tetapi tetap
merasakan bahagia. Itulah kami, anak-anak saya memutuskan untuk tidak
melanjutkan sekolahnya di Philippine karena mereka selalu protes tidak ada
waktu bermain. Karena memang kebanyakan sekolah di Philippine, kegiatan
belajarnya sampai sore dan dalam kelas yang besar. Anak-anak saya juga
terkendala dengan bahasa keseharian teman-temannya. Teman-temannya selalu
menggunakan bahasa Tagalog, dan buku penunjang belajarnya menggunakan Bahasa
Inggris. Maka dari itu, anak saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan
melanjutkan sekolah di Indonesia. Mereka bahagia tinggal di Indonesia, berjumpa
dengan teman-teman yang mempunyai satu bahasa dan selalu bahagia di sekolahnya.
Tekad mereka bulat untuk tidak kembali lagi ke Philippine untuk belajar, tetapi
mereka akan kembali ke Philippine untuk berlibur. Setidaknya mereka sudah
pernah merasakan hidup di Philippine dan mempunyai pengalamn yang berharga
selama disini. Pengalaman akan membawanya kepada manusia yang dewasa dan matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar